Kepada Yang Maha Melihat
Betapa melelahkannya memiliki hati yang mendambakan pengakuan dari manusia.
Betapa putus asa-nya menyimpan hati yang terus berteriak, "Tolong lihat aku!" pada dunia.
Mengapa hati ini terus-menerus luput
tuk merasakan denyut nadi diri sendiri?
Rasakanlah!
Ada Zat yang lebih dekat dari detak nadi ini.
Dia yang terus melihatmu,
pada pagi dan malam,
riuh dan sunyi,
suka cita dan lara.
Betapa cemburunya aku
pada tiap hati yang hanya tertuju pada-Nya.
Komentar
Posting Komentar